Popular Posts

Followers

Powered by Blogger.
Thursday 28 October 2010

Terkikisnya Semangat Pemuda

Indonesia merupakan negara kesatuan yang memiliki beraneka ragam adat, istiadat dan budaya. Hal ini menjadi nilai plus yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Apalagi jiwa para pemudanya, yang sangat berambisius untuk memajukan negaranya dan tak pernah menyerah dalam mengahadapi berbagai masalah yang selalu datang dan menimpa bumi pertiwi ini. Dalam istilah umumnya pemuda itu adalah suatu generasi penerus yang memiliki beban dan harapan untuk meneruskan dan menjaga identitas suatu bangsa, memiliki semangat juang tinggi, dan rela berkorban demi pembangunan yang menjadi tolak ukur di masa yang akan datang untuk kemajuan bangsanya.
Pada hakekatnya pemuda adalah generasi penerus yang memiliki semangat yang tinggi dalam besosialisasi dan tak kenal lelah dalam membangun identitasnya. Adapun istilah identitas tersendiri adalah suatu ciri-ciri, kepribadian dan jati diri yang dimiliki oleh suatu orang atau suatu kelompok yang bisa membedakannya. Dimasa sekarang semangat pemuda indonesia mulai terkikiskan oleh sebuah globalisasi. Banyak pemuda yang tak lagi cinta dengan identitas bangsanya sendiri. Hal ini perlu dihindari dan perlu penanganan khusus untuk membangun kembali identitas suatu bangsa.
Selain itu juga jiwa sosialisasi yang dimiliki pemudanya tak lagi di tangguhkan. Tapi hal ini sangat disayangkan dengan perkembangan jaman di era globalalisasi ini mengikiskan semangat sosilisai pemudanya. Salah satu faktor yang mengikiskan jiwa sosialisasi yang berdampak pada identitas suatu bangsa adalah faktor budaya. Seharusnya pemuda kita tetap tangguh pada pemikiran dan prinsip yang menjadi dasar dan identitas bangsa.
Namun sekarang hal ini menjadi sebuah perbincangan yang tak asing lagi oleh khalayak umum. Untuk memajukan lagi semangat juang kita sebagai pemuda yang menjadi generasi penerus hendaknya kita tak lagi acuh terhadap berbagai masalah yang mendera bangsa ini dan seharusnya kita menjunjung tinggi identitas bangsa kita agar tak lekang oleh jaman dan tak terkikis oleh era globalisasi.
Thursday 21 October 2010

Kaluarga Sebagai Wadah Suatu Kepribadian

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam kedaan saling ketergantungan. Selain itu keluarga juga dapat diartikan sebagai lingkungan di mana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah, bersatu. Keluarga inti (“nuclear family”) terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Sebuah keluarga dikatakan sejahtera apabila didalamnya terdapat keseimbangan, keharmonisan, dan komunikasi yang baik. Awal dari sebuah kepribadian kita juga terbentuk dari keluarga. Keluargalah yang mengajarkan kita perama kalinya sebelum kita bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat. Terutama dalam membentuk kereligiusan anak-anak harus diajarkan sejak dini. Agar anak-anak memiliki keimanan yang kuat dan memiliki benteng yang kokoh dan tidak mudah terpengaruh oleh keadaan sekitar.
Berikut beberapa fungsi keluarga:
1. Dalam segi biologis
a) Untuk meneruskan keturunan.
b) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
c) Memelihara dan membesarkan anak.
2. Dalam segi psikologis
a) Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
b) Membina kedewasaan kepribadian anggota keluarga.
c) Memberikan perhatian antara anggota keluarga.
3. Dalam segi sosialisasi
a) Membina sosialisasi pada anak.
b) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengat tingkat perkembangan anak.
c) Meneruskan nilai-nilai budaya.
4. Dalam segi ekonomi
a) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebututuhan keluarga.
b) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memmenuhi kebutuhan keluarga.
c) Menabung untuk kebutuhan dimasa yang akan datang.
5. Dalam segi pendidikan
a) Menyekolahkan anak untuk memberrikan pengetahuan, ketramplian, dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
b) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
c) Mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Terkadang faktor lingkungan dalam masyarakat juga sangat berpengaruh terhadap kepribadian yang kita miliki. Selain itu pergaulan juga ikut andil dalam membentuk kepribadian seseorang. Kita harus jeli dalam memilih suatu teman agar kita tidak terjerumus dalam lembah hitam. Dalam sebuah keluarga kita hendaknya saling menyayangi dan mengasihi satu sama lain. Kita harus bangga memiliki keluarga yang utuh dan selalu ada disaat kita membutuhkan. Sungguh bahagia jika keluarga yang kita miliki tentram, damai dan sejahtera.
Kita tahu di luar sana banyak keluarga yang tidak utuh dikarenakan suatu hal. Ketidak utuhan keluarga salah satunya disebabkan karena kurangnya rasa saling menyayangi antara anggotanya. Selain itu juga banyak faktor lain yang menyebabkan keluarga menjadi terpecah belah. Hanya dengan rasa saling mengasihilah keluarga akan kokoh, berjuang dalam menghadapi berbagai masalah. Mari kita syukuri atas terbentuknya keluarga yang harmonis dan tidak saling mengekang satu sama lain.
Thursday 14 October 2010

Dunia Semakin Sempit


Populasi manusia adalah ancaman terbesar dari masalah lingkungan hidup di Indonesia dan bahkan dunia. Setiap orang memerlukan energi, lahan dan sumber daya yang besar untuk bertahan hidup. Kalau populasi bisa bertahan pada taraf yang ideal, maka keseimbangan antara lingkungan dan regenerasi populasi dapat tercapai. Tetapi kenyataannya adalah populasi bertumbuh lebih cepat dari kemampuan bumi dan lingkungan kita untuk memperbaiki sumber daya yang ada sehingga pada akhirnya kemampuan bumi akan terlampaui dan berimbas pada kualitas hidup manusia yang rendah.
Antara 1960 dan 1999, populasi bumi berlipat ganda dari 3 milyar menjadi 6 milyar orang. Pada tahun 2000 populasi sudah menjadi 6.1 milyar. PBB memprediksi bahwa populasi dunia pada tahun 2050 akan mencapai antara 7.9 milyar sampai 10.9 milyar. Kita tidak bisa membayangkan berapa banyaknya lagi bahan pangan, lahan ujntuk pertanian, lahan untuk perumahan, dan barang konsumsi lainnya yang kita butuhkan untuk penduduk yang begitu banyak.
Dengan tingginya laju pertumbuhan populasi, maka jumlah kebutuhan makanan pun meningkat padahal lahan yang ada sangat terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan makanan, maka hutan pun mulai dibabat habis untuk menambah jumlah lahan pertanian yang ujungnya juga makanan untuk manusia. Konversi hutan menjadi tanah pertanian bisa menyebabkan erosi. Selain itu bahan kimia yang dipakai sebagai pupuk juga menurunkan tingkat kesuburan tanah. Dengan adanya pembabatan hutan dan erosi, maka kemampuan tanah untuk menyerap air pun berkurang sehingga menambah resiko dan tingkat bahaya banjir. (Sumber : Bapeda Jabar BKKBN).
Perkembangan urbanisasi di Indonesia perlu dicermati karena dengan adanya urbanisasi ini, kecepatan pertumbuhan perkotaan dan pedesaan menjadi semakin tinggi. Seperti halnya sekarang, banyak penduduk desa yang mencari pekerjaan di daerah perkotaan. Sebagai contohnya di Kota-kota besar terutama di Jakarta. Mereka tertarik untuk pindah ke kota, karena terbuai oleh kehidupan yang serba wah di kota-kota besar. Sampai-sampai mereka rela untuk meninggalkan tanah kelahirannya sendiri.
Populasi yang tinggi ini, tidak dibarengi dengan bahan pangan dan ketersediaan energi yang cukup sehingga mengakibatkan ketidakseimbangan antara supply dan demand yang bisa mengakibatkan harga-harga menjadi mahal seperti sekarang ini. Inflasi semakin tinggi ini, menyebabkan tingginya bahan pangan. Sehingga kemiskinan pun semakin banyak. Hal ini menyebabkan, konsumsi masyarakat menjadi menurun dan banyak perusahaan yang mem-PHK karyawannya. Disamping itu juga, faktor  lain yang menyebabkan populasi tinggi yaitu jumlah penduduknya yang meningkat setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan banyak masyarakat kita yang tidak meminimalis angka kelahiran. Pada era sekarang sudah ada program Keluarga Berencana (KB) atau setidaknya masyarakat kita mempunyai rencana KB untuk membentuk keluarga yang ideal. Kalau tidak mau pusing soal KB, setidaknya memakai kondom.Program KB ini,untuk menekan angka kelahiran dan jumlah penduduk yang semakin tinggi setiap tahunnya. Ada lembaga kesehatan yang menangani KB gratis dan pemeriksaan kesehatan gratis bagi kalangan masyarakat pra sejahtera, sejahtera 1 atau kalangan yang kurang mampu, guna meningkatkan derajat kesehatan para keluaraga dan masyarakat umum.


Saturday 2 October 2010

Manusia

     Nama saya Anis Juniarti.Saya biasa dipanggil Anis. Saya lahir di Banyumas, 21 Juni 1992. Nama orang tua saya Agus Edi Purwono dan Esti Rokhayati. Pekerjaan ayah saya sebagai karyawan swasta di PT. BIMA SEPAJAABADI. Pekerjaan ibu saya sebagai ibu rumah tangga. Saya anak pertama dari dua bersaudara. Nama adik saya Wulan Oktaviani. Dia sekarang sekolah kelas 1 di SMK YATINDO.
     Saya ingin sedikit bercerita tentang riwayat hidup saya.Sejak kecil saya tinggal bersama orangtua di Jakarta, tepatnya di Tanjung Priok. Saya sekolah di TK AR-RAHMAH. Pada usia 6 tahun, saya berserta ibu dan adik pindah ke Banyumas tepatnya di Desa Sawangan. Karena ayah saya bekerja di Tanjung Priok, jadi ayah tidak ikut pindah. Saya sekolah di SD N 1 SAWANGAN. Setelah lulus SD, saya melanjutkan sekolah di SMP N 1 KEBASEN. Pada saat usia saya 14 tahun, saya sudah mulai terserang penyakit sinusitis. Pada saat itu juga saya belum tahu tentang penyakit saya. Saya hanya mengira itu flu biasa. Setiap malam hari, saya terserang flu. Tetapi semakin hari, flu saya tidak sembuh-sembuh dan intensitas flunya pun semakin sering. Bila terkena debu dan asap rokok, flu saya selalu kambuh. Apalagi jika minum es flu saya semakin parah.
     Setelah lulus SMP, saya melanjutkan sekolah ke SMA N 1 SAMPANG. Saya tinggal bersama kakek dan nenek saya. Sementara itu Ibu dan adik saya pindah ke Bekasi beserta Ayah saya. Setiap liburan saya main ke Bekasi. Pada saat kenaikan kelas 2 SMA, saya memberanikan diri untuk memeriksa flu saya. Ternyata, dokter memfonis saya terserang penyakit sinusitis. Dokter menyarankan saya untuk segera dioperasi. Setelah saya pikir-pikir, saya menyetujui saran dari dokter. Setelah dioperasi ternyata belum 100% sembuh. Saya harus sering kontrol. Berhubung saya tinggal di desa, saya hanya bisa kontol pada saat liburan saja.
     Tetapi sampai saat ini, penyakit saya belum sembuh juga. Jadi orangtua saya menyuruh saya untuk pindah ke Bekasi agar lebih mudah kontrolnya. Pada saat itu, saya belum lulus SMA. Akhirnya saya pindah ke Bekasi setelah saya lulus SMA. Dan saya saat ini melanjutkan sekolah di Universitas Gunadarma. Saya mengambil jurusan Teknik Informatika. Harapan saya kedepannya menjadi seorang wanita yang sukses di bidang teknologi dan dapat membanggakan kedua orangtua saya. Amin.

About Me

My Photo
anis juniarti
BEKASI, JAWA BARAT, Indonesia
da yang bilang saya ini pendiam,tapi da juga orang yang bilang kalau saya ini bawel. ya,,,terserah merreka z lah. tapi..kalau yang belum tahu diri saya sepenuhnya,,kelihatannya si pendiam. tapi,,saya mudah bergaul co. ''It's me''
View my complete profile